JAKARTA – Dua personel berseragam cokelat tampak memantau pemudik. Tangannya sibuk sambil membagikan masker untuk masyarakat yang ingin pulang ke kampung halaman.
Sambil tersenyum, mereka memberikan informasi yang ditanyakan oleh pemudik. Informasi tentang berbagai hal harus mereka kuasai, termasuk protokol kesehatan yang harus tetap diterapkan.
Mereka mengingatkan pemudik yang sedang menunggu di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (29/4/2022) siang, untuk tetap menaati protokol kesehatan.
Dua personel tersebut mengingatkan pemudik untuk tetap menggunakan masker saat berada di ruang tunggu terminal.Bukan hanya mengingatkan, tetapi memberikan masker bagi para pemudik yang tidak menggunakannya.
Sinar matahari terik terus menyinari ruang tunggu terminal. Kakinya terus melangkah dan matanya terus menatap setiap sudut terminal. Meski demikian, mereka tetap terus tersenyum dan bersemangat kepada pemudik yang dilewatinya. Ini adalah mudik pertama selama dua tahun tidak ada mudik akibat pandemi Covid-19.
Mereka adalah anggota dari Praja Muda Karana (Pramuka). Pramuka yang bertugas di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur berasal dari Kwartir cabang Jakarta Timur.
Pramuka Kwartir cabang Jakarta Timur menyelenggarakan kegiatan Karya Bhakti lebaran. Kegiatan ini sebagai bukti dari pramuka untuk membuat mudik berjalan dengan baik.
“Kami baru untuk tahun ini menyelenggarakan Karya Bhakti lebaran. Kami sudah di Terminal Kampung rambutan selama 4 hari, mulai dari tanggal 27 sampai tanggal 30 April 2022,” ucap Marlina, Ketua Pramuka Kwartir Jakarta Timur saat ditemui Wartakoalive.com, akhir pekan lalu.
Marlina menjelaskan bahwa Pramuka Kwartir Jakarta Timur membuat dua posko. Posko pertama ada di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur dan Terminal Kampung Rambutan.
Perempuan berusia 37 tahun ini mengatakan bahwa pramuka itu tugasnya membantu kelancaran kegiatan mudik. Khususnya mengenai tentang informasi, baik tempat lokasi ibadah kemudian tempat loket.
“Tugas Pramuka membantu kelancaran kegiatan mudik. Tugas khusus tentang informasi seperti tempat lokasi ibadah dan tempat loket. Selain itu kami juga bisa diminta bantuan tenaganya, seperti meminta bantuan untuk membawakan barang pemudik,” ujar Marlina.
Marlina mengatakan bahwa Pramuka Kwartir cabang Jakarta Timur menurunkan 20 personel. Personel yang diturunkan adalah usia SMA ddengan didampingi oleh lima andalan atau kakak pramuka.
“Kami menurunkan 20 personel dengan usia SMA dan bantuan lima orang andalan atau kakak senior. Kerja kami dibagi menjadi dua waktu, waktu pagi hingga siang dan siang sampai sore,” katanya.
Pramuka mulai kegiatan menjaga di terminal pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan dimulai dengan apel pagi dan pembagian tugas selama kegiatan di Terminal Kampung Rambutan.
Marlina menjelaskan bahwa Pramuka ikut apel gabungan terminal pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan setelah apel pagi adalah menjalankan sesuai tugas dan arahan dari kakak pramuka atau andalan hingga pukul 17.30 WIB.
“Kita memulai kegiatan pada pukul 07.00 WIB dengan apel pagi dan pembagian tugas. Kemudian kita mengakhiri tugas pada pukul 17.30 WIB,” ujarnya.
Menurut Ketua Pramuka Kwartir Jakarta Timur menjelaskan bahwa jika ingin mengikuti kegiatan Karya Bhakti lebaran maka bisa aktif di dalam ranting. Selain aktif, peserta juga harus direkomendasikan untuk mengikuti kegiatan ini.
“Mengikuti kegiatan ini harus aktif di dalam ranting. Selain aktif, juga harus direkomendasikan untuk mengikuti kegiatan ini. Memang kita tidak asal-asalan saat diturunkan ke lapangan. Mereka yang sudah siap secara fisik dan pengetahuan baru bisa diterjunkan ke lapangan,” ucapnya.
Marlina menjelaskan bahwa pelatihan untuk bisa diterjunkan dimulai dari sekolah. Selain pelatihan awal, para anggota tetap mendapatkan pengarahan disetiap awal kegiatan.
“Pelatihan sebenarnya continue ya kak, Selain pelatihan awal, para anggota tetap mendapatkan pengarahan disetiap awal kegiatan. Nanti baru bisa terjun langsung ke dalam dalam kegiatan-kegiatan yang ditugaskan,” ujar Marlina.
Sambil tersenyum Marlina menjelaskan kejadian unik selama bertugas di Terminal Kampung Rambutan.
“Kejadian unik saat ada orang yang mau mudik, kita punya niat baik untuk mengangkat barang, tapi ada yang marah-marah. Personel pikirannya sudah diasah untuk jangan baper. Jadi kita sudah membekali mereka untuk jangan ketakutan ketika dimarahi pemudik. Tetapi mayoritas untuk pemudik sudah hafal dengan warna seragam seperti ini,” kata Marlina.
Marlina memberika pesan kepada para pemudik, pesannya pertama adalah mengkondisikan waktu dalam artian. Pemudik harus memiliki waktu mulai dari membeli tiket, jangan terlalu dekat dengan keberangkatan.
Karena banyak pemudik yang sudah 2 tahun tidak pergi ke kampung halamannya, maka dari itu tetap taat protokol kesehatan karena banyaknya masyarakat di Terminal Kampung Rambutan.
Marlina melanjutkan bahwa pemudik harus tetap mentaati protokol kesehatan dan menggunakan masker. Sesuai yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, bahwa pemudik harus dijaga dalam keselamatan dan kesehatan.
Keselamatan yang dimaksud adalah protokol kesehatan atau kurangi kerumunan orang-orang. Protokol kesehatan menjadi perhatian khusus dari Pramuka yang bertugas. Pramuka bekerja sama dengan BNPB dan BPBD mempersiapkan masker untuk dibagikan kepada para pemudik.
Marlina berpesan kepada para anak muda adalah menghadapi orang di lapangan itu kadang suka berbeda dengan apa yang mereka pelajari di buku.
“Untuk anak muda agar keluarlah dari rumah. Karena menghadapi orang di lapangan itu kadang suka berbeda dengan apa yang mereka pelajari di buku. Tetapi harus diingat keluar dari rumah tujuannya adalah membantu orang lain. Kegiatan yang baik adalah tetap berkarya kemudian tetap menjadi pribadi yang berkarakter,” tutup Marlina.